
“Paus meyakinkan saya bahwa anak merupakan anugerah Tuhan, pertanda Ilahi. Paus meminta agar saya tabah demi janin saya dan Paus ingin membaptis anak saya kelak,” ungkap Anna. Di tengah realita yang amat memprihatinkan
tentang aborsi dewasa ini, tindakan Paus Fransiskus ini sungguh menyejukkan.
Sebuah lembaga nirlaba di Amerika Serikat, Alan Guttmatcher Institute, memperkirakan sekitar 35 persen kehamilan tak direncanakan. Penelitian kesehatan reproduksi lembaga itu memperkirakan, setiap tahun sekitar 22 persen dari 210 juta kehamilan di seluruh dunia diakhiri dengan tindakan aborsi. Di Indonesia, kasus aborsi tak kalah memprihatinkan. Menurut Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Sudibyo Alimoesa, diperkirakan setiap tahun ada sekitar 2,5 juta kasus aborsi, dan sebagian pelakunya adalah remaja.
Apa yang sudah dilakukan oleh Paus Fransiskus ini semoga bisa menggugah hierarki Gereja kita agar lebih proaktif mencegah aborsi. Sebagaimana terkuak
melalui penyelidikan ilmu mudigah, dari satu sel menjadi tanda-tanda manusia; mata, kaki, hidung, bibir, sesungguhnya kehamilan merupakan mukjizat! Tuhanlah yang menciptakan keajaiban ini, janganlah manusia mengenyahkannya.
Redaksi
– See more at: http://www.hidupkatolik.com/2013/10/02/aborsi#sthash.AqECnAFk.dpuf