Carolyn Isbister menderita infeksi rahim sewaktu ia hamil 24 minggu. Kekhawatiran para dokter mengenai kelahiran tidak cukup bulan menjadi kenyataan ketika ia melahirkan bayi perempuan yang belum sempurna dengan berat badan 567 gram (20 ounce). Jantung bayi Rakhel berdetak hanya sekali setiap 10 detik, ia tidak bernafas, sehingga para dokter membungkusnya dengan selimut dan menempatkan di dalam waskom, menunggu saat kematiannya tiba.
Sang ibu memutuskan agar bayinya tidak meninggal kedinginan dan sendirian. Maka ia mengangkat si bayi dan meletakkan bayi Rakhel di dadanya agar mereka dapat saling mengucapkan selamat tinggal.
Namun terjadilah apa yang tidak pernah diharapkan oleh seorang pun. Jantung Rakhel mulai berdenyut secara teratur, ia mulai bernafas dan warnanya berubah dari kelabu menjadi merah muda. Bahkan akhirnya ia mulai menangis. Selamat berkat sebuah pelukan!
Para dokter berkata, bayi itu telah membuktikan dirinya sebagai seorang pejuang dan memberikan perawatan intensif kepadanya, menghubungkannya dengan segala peralatan yang menjadi jalan bagi bayi Rakhel menuju akhir yang bahagia. Orang tuanya teramat bahagia, para dokternya tidak percaya. Sesudah menyelesaikan 4mpat bulan di rumah sakit alih-alih dari yang seharusnya dijalaninya di dalam rahim, keluarganya membawa pulang bayi 3,6 kg (8 pound) itu pulang. Meskipun terdapat sedikit masalah mata dan beberapa akibat lain karena terlahir sedemikian kurang sempurna, ia adalah anak yang sehat dan bahagia.
Baby Rachael’s: Saved by a cuddle! Dari milis sayangihidup grup, kiriman dr. Lia Brasali Ariefano – Domus Cordis.