
Setiap tanggal 25 Maret FKPK memperingati Hari Raya Kabar Sukacita dalam Kegiatan Rosario bersama bagi anak-anak yang tidak pernah dilahirkan. Hari Raya Kabar Sukacita adalah momen penting dalam Ajaran Gereja Katolik ketika Bunda Maria menerima kabar dari Malaikat Gabriel untuk mengandung dan melahirkan bayi Yesus.
Doa Rosario Pencinta Kehidupan dilaksanakan secara online via zoom. Kali ini Renungan dibawakan langsung oleh Ketua Komisi Keluarga KWI, Mgr Paulinus Yan Olla, MSF. Kurang lebih 100 orang dari seluruh Indonesia bergabung dalam rosario ini. FKPK telah melayani sejak tahun 1998, “fokus perhatian FKPK pada janin yang tidak diinginkan. FKPK mendampingi, memberi konseling dan membantu menemukan solusi supaya bayi tidak diaborsi. FKPK bekerja secara berjejaring. Jadi apabila ada seorang ibu mengalami KTD(Kehamilan Tak Diinginkan) maka kami kaji mengapa, agar dapat dicari solusinya. Apabila memerlukan tempat tinggal dicarikan tempat tinggal. Kemudian apabila perlu pelayanan kehamilan, persalinan juga dibantu. Dicarikan tempat tinggal sementara sampai ibunya siap merawat bayinya,” kata dr Angela Wakil Ketua FKPK. “Tiap tgl 25 maret kami mendoakan doa rosario pencinta kehidupan. Tahun ini suster-suster karmelit juga melakukan hal yang sama. Ada suster suster karmelit juga mendoakan rosario ini pada jam 20 hari ini.”

Pesan Bapak Uskup Yan Olla
Ajaran Gereja memberi pedoman kepada kita tentang pentingnya membela kehidupan. Dalam kesempatan ini Mgr Yan Olla menyampaikan bahwa, “Ajaran Gereja dan teladan para kudus dan St Yoh Paulus II antara lain dalam Ensiklik Evangelium Vitae tentang pentingnya membela kehidupan mulai awal sampai akhir secara alamiah. Melalui beliau kita belajar bahwa segala intervensi mengakhiri kehidupan secara sengaja, ditolak. Untuk mempertahankan terima kasih bahwa dalam Gereja ada pada pembelaan kehidupan ini. Namun tantangan tidak berkurang, kita berhadapan dgn berbagai ideologi yang berdampak pada tindakan praktis yang dinamakan budaya kematian. Paus benediktus XVI mengingatkan tentang budaya itu yang lahir dari budaya pemikiran ideologis yang sesat yakni anti terhadap kehidupan didasarkan pada tindakan subjektif tidak berdasar pada keputusan objektif tapi pada keputusan pribadi.”
“Paus Fransiskus dalam Evangeli Gaudium melanjutkan ajaran para pendahulunya melawan budaya kematian. Ia menambhakan tentang Adanya budaya membuang kehidupan manusia seperti membuang sampah, baik menyangkut janin yang belum lahir maupun mereka yang berusia sepuh dan sakit yang tidak diperlukan, diperlakukan seperti sampah yang dibuang begitu saja. Ketika anak lahir cacat dan jenis kelamin tidak diharapkan dianggap bisa saja digugurkan. Orang sakit dan sudah tua begitu saja dimatikan. Budaya mati terus berkembang. Orang tidak hanya mau mati sendiri tapi juga mengajak pasangannya untuk mati bersama dengan suntik mati. Euthanasia juga harus kita tolak,” sambungnya.
Mgr Olla memberi dukungan dan mengucapkan terima kasih kepada FKPK atas karya pelayanan selama ini. Ia mengatakan bahwa kehadiran para pejuang kehidupan seperti FKPK bagaikan oase. “Di tengah maraknya budaya kematian ini, lahirnya FKPK di Indonesia bagai oase kekeringan di padang gurun untuk memelihara kemanusiaan. Budaya kematian ditanggapi oleh FKPK dengan menyodorkan budaya kehidupan/prolife/provita yang mengalir dari iman Kristen.”
“Doa ini mengigatkan akan inkarnasi yang terjadi mulai dari Maria dengan kesiapan Bunda Maria menyatakan bahwa Allah akan lahir menjadi manusia dan akan dilahirkan oleh Bunda Maria menjadi bagi kita bahwa melalui FKPK penderitaan banyak orang berkurang. Doa Rosario ini meneguhkan kita semua percaya bahwa pencegahan aborsi adalah bagian dari jalan salib menuju Golgota. Perjalanan akan diteguhkan melalui kebangkitan.”
Mgr Yan Olla berharap agar terus melakukan sinergi,” Semoga sinergi terus berlangsung baik melalui doa maupun inisiatif lain melanjutkan pembelaan kehidupan. Bukan karena kekuatan tapi karna Roh Kudus yang memberi peneguhan.”
Rosario pencinta kehidupan

Rosario pencinta kehidupan memiliki butir manik-manik yang sama dengan Rosario biasa tetapi dengan beragam warna yang memiliki makna khusus. Perpuluhan pertama manik-manik biru dan putih ujud doa ditujukan untuk perdamaian dunia. Perpuluhan kedua manik-manik merah dan putih ujud doa ditujukan untuk pengampunan bagi orang tua dan bagi kedamaian bagi jiwa-jiwa bayi yang diaborsi. Perpuluhan ketiga manik-manik hitam dan putih, memohon pengampunan untuk dokter, perawat dan asisten yang membantu praktek aborsi. Perpuluhan keempat manik-manik merah putih biru, berdoa bagi adanya hukum yang menghormati dan memelihara kehidupan. Dan perpuluhan kelima manik-manik hijau dan putih berdoa bagi mereka yang bekerja membela dan merawat kehidupan. Warna putih selalu ada dalam setiap perpuluhan punya makna pengampunan, perlindungan dan pertolongan.
